BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum
ini, mahasiswa diharapkan :
1) Menentukan karakteristik beberapa komponen
listrik dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter.
2) Mengenal hubungan seri dan paralel.
1.2 Alat
Alat-alat percobaan :
1) Amperemeter dc
2) Voltmeter dc
3) Sumber arus dc
4) Beberapa komponen(lampu,hambatan,NTC dan
dioda)
5) Kabel-kabel penghubung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa
besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya atau juga menyatakan bahwa besar arus
yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda
potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinyatidak
bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar,
namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan
dengan persamaan:
dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere, Vadalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt,
dan Radalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuanohm.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
1) Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding
dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda
potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara
matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini
maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan
(R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I
adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
2) Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus
merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara
matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Fungsi utama hukum Ohm adalah
digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat
digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan
Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka
semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada
siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik.
Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas
penampang dan jenis bahan.
2.2 Konsep Hambatan Listrik
Misalkan kita punya sebatang
kawat, maka didalam kawat itu sebenarnya punya jutaan elektron yang bergerak
secara acak dengan kelajuan 10 pangkat 5 m/s. Ketika kawat ini tidak kita
hubungkan dengan sumber tegangan maka elektron akan bergerak disekitar tempat
nya saja, dia tidak akan bisa jauh-jauh dari tempatnya semula. Hal ini
disebabkan karena disekitarnya berdesak – desakan dengan elektron lain dan juga
ada pengaruh gaya ikat inti.
Bagaimana jika kawat tersebut kita
hubungkan dengan sumber tegangan maka elektron mulai mengalir dengan kelajuan 1
mm/s. Menurut para ahli energi yang diperoleh dari sumber tegangan digunakan
elektron untuk berpindah, dan saat berpindah elektron juga mengeluarkan energi.
Dalam perjalanannya elektron juga mendapat halangan elektron – elektron yang
lain. Besarnya halangan yang dialami elektron inilah yang disebut dengan
hambatan listrik suatu benda.
Seperti penjelasan awal tadi
hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin
besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas
penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya..
Inilah alasan mengapa kabel tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah
untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin
besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu. Secara
matematika dapat dituliskan :
dimana ρ adalah hambatan jenis (ohm/m), L
adalah panjang benda (m) dan A adalah luas penampang (m kuadrat) biasanya luas
penampang bentuknya lingkaran.
2.4 Rangkaian Resistor Seri Dan
Paralel
Untuk menghitung resistansi total pada resistor yang disusun secara
seri dan paralel memerlukan suatu perhitungan matematika yang tidak terlalu
sulit. Jika menghitung resistansi total pada resistor seri dapat dilakukan cara
menjumlahkan secara langsung seluruh resistor yang terhubung seri sedangkan
pada resistor paralel membutuhkan perhitungan khusus.
1) Untuk rangkaian resistor seri :
2) Untuk rangkaian resistor paralel:
BAB III
PROSEDUR PENGERJAAN
1) Disusun rangkaian seperti pada gambar 1 dengan
memakai lampu, dan belum dihubungkan dengan sumber tegangan.diperperhatikan
besarnya tegangan listrikyang harus digunakan (ditentukan oleh asisten)
2) Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten,
dengan persetujuannya, barulah rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan
3) Dicatat kuat arus untuk beberapa harga beda
potensial dari yang kecil hingga yang besar(menanyakan pada asisten harga-harga
tegangan ini). Begitu juga sebaliknya dari yang besar hingga yang kecil
4) Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan
termistor,NTC, hambatan dan diode.
5) Diulangi percobaan 1 s/d 3 dengan menggunakan
2 komponen yang dipasang seri.
6) Diulangi percobaan 5 dengan komponen di pasang
parallel.
7) Diulangi percobaan 1 s/d 6 untuk rangkaian
seperti gambar 2.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Data Percobaan
1) Tanpa beban
No
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I
( mA)
|
E(volt)
|
I(mA)
|
|
1
|
3,5
|
0
|
10,75
|
0
|
2
|
5
|
0
|
7
|
0
|
3
|
7
|
0
|
5
|
0
|
4
|
10,75
|
0
|
3,5
|
0
|
2) Dengan beban
No.
|
Komponen
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I(mA)
|
E
( volt)
|
I(mA)
|
||
1
|
Lampu
|
3,25
|
40
|
11
|
72
|
5,5
|
50
|
7,5
|
58
|
||
7,5
|
57
|
5,5
|
48
|
||
11
|
72
|
3,5
|
40
|
||
2
|
Diode
|
4
|
0
|
11
|
0
|
5,5
|
0
|
7,25
|
0
|
||
7,5
|
0
|
5,5
|
0
|
||
11
|
0
|
4
|
0
|
No.
|
Komponen
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I(mA)
|
E
( volt)
|
I(mA)
|
||
3
|
Resistor
|
3
|
40
|
10,75
|
120
|
5,5
|
57
|
7,25
|
80
|
||
7
|
78
|
5,5
|
57
|
||
10,75
|
120
|
3,5
|
37
|
||
4
|
NTC
|
4
|
60
|
6,75
|
370
|
5,5
|
70
|
5,25
|
210
|
||
7,25
|
90
|
3,5
|
110
|
||
-
|
-
|
-
|
-
|
3) Hubungan seri dan paralel
No
|
Komponen
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I(mA)
|
E
( volt)
|
I(mA)
|
||
1
|
Lampu
dan resistor (terhubung seri)
|
3,75
|
25
|
11
|
52
|
5,5
|
30
|
7,5
|
39
|
||
7,25
|
40
|
5,5
|
30
|
||
11
|
53
|
4
|
25
|
||
2
|
Lampu
dan resistor(terhubung parallel)
|
3,75
|
79
|
10,75
|
195
|
5,25
|
109
|
7,25
|
138
|
||
7
|
139
|
5,5
|
110
|
||
11
|
195
|
3,75
|
81
|
1) Dengan beban
No.
|
Komponen
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I(mA)
|
E
( volt)
|
I(mA)
|
||
1
|
Lampu
|
4,5
|
40
|
11
|
75
|
5,5
|
49
|
7,5
|
59
|
||
7,5
|
59
|
5,5
|
49
|
||
11
|
75
|
4
|
39
|
||
2
|
Diode
|
4
|
0
|
11
|
0
|
5,5
|
0
|
7,25
|
0
|
||
7,5
|
0
|
5,5
|
0
|
||
11
|
0
|
3,75
|
0
|
||
3
|
Resistor
|
4
|
45
|
11
|
125
|
5,5
|
62
|
7,5
|
82
|
||
7,5
|
81
|
5,5
|
65
|
||
11
|
125
|
4
|
45
|
||
4
|
NTC
|
4
|
39
|
-
|
-
|
5,5
|
65
|
7
|
130
|
||
7,5
|
130
|
5,5
|
110
|
||
-
|
-
|
3,75
|
75
|
2) hubungan seri dan paralel
No
|
Komponen
|
Pengukuran
naik
|
Pengukuran
turun
|
||
E
( volt)
|
I(mA)
|
E
( volt)
|
I(mA)
|
||
1
|
Lampu
dan resistor (terhubung seri)
|
3,75
|
29
|
10,75
|
52
|
5,5
|
35
|
7,25
|
39
|
||
7,25
|
39
|
5,5
|
32
|
||
10,75
|
55
|
3,75
|
25
|
||
2
|
Lampu
dan
resistor(terhubung
parallel)
|
3,5
|
75
|
10,75
|
180
|
5,25
|
101
|
7,25
|
129
|
||
7
|
129
|
5,25
|
101
|
||
10,75
|
180
|
3,75
|
75
|
Trik Menggunakan Rumus Hukum Ohm
Untuk mengetahui tegangan (V), pada segitiga persamaan Ohm di
atas, “V” diberi warna biru yang berarti nilai yang dicari. Sedangkan arus (I)
dan resistansi (R) diberi warna hijau yang berarti solusi untuk mencari nilai
“V”, karena posisi “I” dan “R” sejajar secara horizontal dalam segitiga
tersebut yang memiliki arti I x R, jadi V = I x R.
Pada segitiga kedua digunakan untuk mencari nilai arus (I)
ditandai dengan “I” diberi warna biru. Sedangkan tegangan “V” dan resistansi
“R” diberi warna hijau yang berarti solusi untuk mencari nilai “I”. Posisi “V”
dan “R” berada pada posisi vertikal sehingga memiliki arti V / R, jadi I = V /
R.
Pada segitiga ketiga digunakan untuk mencari nilai resistansi
(R) yang ditandai dengan “R” diberi warna biru. Sedangkan tegangan “V” dan arus
“I” diberi warna hijau yang berarti solusi untuk mencari nilai “R” dan posisi
“V” dan “I” berada pada posisi vertikal sehingga memiliki arti V / I, jadi R =
V / I.
Pada perumusannya juga dapat di gambarkan
dengan grafik
Contoh
peristiwa dalam arus listrik
Gejala kelistrikan
ditimbulkan oleh aliran muatan listrik antara dua titik. Semua alat listrik
yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan komponen-komponen listrik yang
membentuk jalur tertutup yang disebut rangkaian.